Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan.
Korosi atau secara awam lebih dikenal dengan istilah pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan-bahan logam diberbagai macam kondisi lingkungan. Penyelidikan tentang sistim elektrokimia telah banyak membantu menjelaskan mengenai korosi ini, yaitu reaksi kimia antara logam dengan zat-zat yang ada di sekitarnya atau dengan partikel-partikel lain yang ada di dalam matrik logam itu sendiri.
Baca juga : Apa sih pipa stainless steel itu?
Jadi, dilihat dari sudut pandang kimia, korosi pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang berkontakan langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Bila ditinjau dari interaksi yang terjadi, korosi adalah proses transfer elektron dari logam ke lingkungannya.
Logam bertindak sebagai sel yang memberikan elektron (anoda) dan lingkungan bertindak sebagai penerima elektron (katoda). Sedangkan penurunan mutu yang diakibatkan interaksi secara fisik bukan disebut korosi, namun biasa dikenal sebagai erosi dan keausan.
Dengan reaksi ini sebagian logam akan hilang, menjadi suatu senyawa yang lebih stabil. Di alam, logam pada umumnya berupa senyawa, karena itu peristiwa korosi juga dapat dianggap sebagai peristiwa kembalinya logam menuju bentuknya sebagaimana ia terdapat di alam. Dan ini merupakan kebalikan dari proses extractive metallurgy, yang memurnikan logam dari senyawanya. – (Academia.Edu, 2017)
Mekanisme Korosi
Baca juga : Pipa Hitam atau black steel pipe jenis pipa apa sih?
Mekanisme korosi tidak terlepas dari reaksi elektrokimia. Reaksi elektrokimia perpindahan elektron-elektron. Perpindahan elektron merupakan hasil reaksi redoks (reduksi-oksidasi). Mekanisme korosi melalui reaksi elektrokimia melibatkan reaksi anodic di daerah anodic. Reaksi anodic (oksidasi) diindikasikan melalui peningkatan valensi atau produk elektron-elektron. Reaksi anodic terjadi pada proses korosi logam yaitu:
M→Mn+ + ne (2.1)
Proses korosi dari logam M adalah proses oksidasi logam menjadi satu ion (n+)
dalam pelepasan elektron. Harga dari n bergantung dari sifat logam sebagai contoh yaitu:
Fe→Fe2+ + 2e Eo = 0.44 Volt (2.2) O2 + H2O + 4e →4OH Eo = 0.40 Volt (2.3)
Kedua reaksi menghasilkan potensial reaksi yang positif (E = 0.84 Volt) menunjukkan bahwa reaksi ini dapat terjadi. Jika proses ini dalam suasana asam maka, proses reaksinya adalah:
O2 + 4H++ 4e → 2 H2O E0 = 1.23 (2.4) dan potensial reaksinya semakin besar yaitu:
E = (0.44 + 1.23) = 1.63 Volt (2.5)
Dengan kata lain proses korosi besi akan lebih mudah terjadi dalam suasana asam. Pada logam yang sama, salah satu bagian permukaannya dapat menjadi anoda dan bagian permukaan lainnya menjadi katoda. Hal ini bisa saja terjadi karena kemungkinan logam terdiri dari fase yang berbeda, karena permukaan logam dilapisi dengan kondisi coating yang berbeda, atau karena di permukaan logam terdapat lebih dari satu macam elektrolit. Tabel 2. 2 merupakan tabel yang menampilkan sistem paduan zat penyebab karat dan kondisi lingkungan.
Baca juga : Mengenal Apa Itu Pipa Galvanis?
ASTM G31-72
ASTM Internasional merupakan organisasi internasional sukarela yang mengembangkan standardisasi teknik untuk material, produk, sistem dan jasa. ASTM Internasional yang berpusat diAmerika Serikat. ASTM merupakan singkatan dari American Society for Testing and Material, dibentuk pertama kali pada tahun 1898 oleh sekelompok insinyur dan ilmuwan untuk mengatasi bahan baku besi pada rel kereta api yang selalu bermasalah. Sekarang ini, ASTM mempunyai lebih dari 12.000 buah standar. Standar ASTM banyak digunakan pada negara-negara maju maupun berkembang dalam penelitian akademisi maupun industry. ASTM G31-72 merupakan standard yang digunakan untuk melakukan percobaan terhadap spesimen dengan metode kehilangan berat. Pada ASTM G31-72 dijelaskan prosedur dan faktor- faktor yang mempengaruhi mulai dari pencelupan spesimen dan partikel partikel tes metode kehilangan berat. Adapun faktor-faktor yang akan dibahas pada ASTM G31-72 ini adalah persiapan spesimen yang akan diteliti, apparatus, test kondisi, metode pembersihan spesimen, evaluasi hasil, dan perhitungan laju korosi.
Baca juga : Apa sih pipa seamless itu?
Salinitas
Salinitas adalah kadar ion-ion yang terlarut dalam air (Boyd:1982).Sementara salinitas air adalah tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut dalam air. Satuan salinitas bisa dinyatakan dalam gram garam per kilogram air, atau juga bisa dalam bagian per seribu (ppt atau %0 ). Air tawar memiliki sedikit garam, biasanya kurang dari 0,5 ppt. Air dengan salinitas 0,5-17 ppt disebut air payau, yang ditemukan di muara sungai dan rawa-rawa garam pantai. Tergantung pada lokasi dan sumber air tawar, beberapa muara dapat memiliki salinitas setinggi 30 ppt. Air laut rata-rata 35 ppt, tetapi dapat berkisar antara 30 – 40 ppt. Hal ini terjadi karena perbedaan penguapan, curah hujan, pembekuan, dan limpasan air tawar dari tanah di lintang dan lokasi yang berbeda. Salinitas air laut juga bervariasi dengan kedalaman air karena massa jenis air dan tekanan meningkat dengan kedalaman.
Sumber : Berbagai sumber & raja-pipa.com